Pages

Banner 468 x 60px

 

Friday, August 26, 2011

Selamat Datang di Souvenir Kediri

0 comments
Souvenir kediri merupakan salah satu usaha yang menyediakan berbagai macam souvenir yang dapat di aplikasikan untuk souvenir pernikahan, promosi, hadiah, ulang tahun, tanda peserta, dll.

Kami menerima pemesanan satuan maupun dalam jumlah banyak. Desain menyesuakan dari pihak pemesan
Read more...

Sunday, August 14, 2011

1.320 Kilometer Jalur Mudik Kediri Rusak

0 comments
Ribuan kilometer jalan di Kabupaten Kediri, Jawa Timur dalam keadaan rusak. Pemerintah daerah setempat beralasan perbaikan jalan terkendala lelang.

Dari data yang dihimpun, ada 1.320 kilometer jalan rusak yang tersebar di penjuru kabupaten Kediri. Ironisnya, enam ruas diantaranya merupakan jalur alternatif mudik jika sewaktu-waktu jalan utama tidak bisa dilewati.

Misalnya saja jalur Plemahan-Kunjang, yang menjadi jalur alternatif arah Kediri-Surabaya. Pada jalur ini, beberapa ruas jalan dalam keadaan bergelombang dan bahkan juga berlobang hingga tujuh kilometer. Tidak sedikit pengguna jalan yang harus melanggar lajur untuk mendapatkan jalan terbaik. " Saya gak tahu kenapa pemerintah tidak memperbaiki jalan sini, kami sebagai warga yang sering menguruknya. Padahal sudah sering terjadi kecelakaan," kata Kadris,warga Plemahan, Minggu (14/6/2011).

Sementara itu, Kepala bagian Humas Pemerintah Kabupaten Kediri, Edy Purwanto mengakui masih banyak jalan yang rusak itu. Ia juga mengatakan bahwa hingga saat ini pihaknya belum dapat melakukan perbaikan terhadap jalan. Sebab, masih ada kendala pada pelelangan proyeknya. " Perbaikan sebelum lebaran sepertinya belum bisa, sebab, saat ini proses lelangnya masih terus ditawarkan," kata Edy.

Namun demikian, kata Edy, untuk meminimalisir dampak kerusakan jalan, pihaknya akan melakukan pengurukan sementara pada lobang yang ada. Selain itu, juga memberikan lampu penerangan pada jalur-jalur gelap yang dilalui pemudik. " Dengan adanya kondisi ini, kita sudah koordinasikan dengan semua instansi yang mengurusi jalur mudik. Apalagi diwilayah Kabupaten Kediri ini ada enam jalur alternatif penghubung antar daerah,"pungkas Edy.

Sumber : Kompas.com
Read more...

Tuesday, August 2, 2011

Ketua Demokrat Kediri Cuma Terima Rp 5 Juta dari Kubu Anas

0 comments
Ketua Dewan Pengurus Cabang Partai Demokrat Kabupaten Kediri Kusyanto mengakui menerima uang dari kubu Anas Urbaningrum dalam Kongres Partai Demokrat di Bandung. Uang tersebut untuk biaya taksi dari bandara menuju hotel.

Kusyanto mengatakan uang tersebut diberikan oleh salah seorang tim sukses pemenangan Anas Urbaningrum sesaat setelah tiba di lokasi pemilihan. Kusyanto mengaku disodori uang tunai sebesar Rp 5 juta. “Uangnya hanya Rp 5 juta, bukan puluhan juta atau BlackBerry,” kata Kusyanto, Selasa 2 Agustus 2011.

Dana tersebut, menurut Kusyanto, untuk mengganti uang taksi dari bandara menuju hotel. Sebab, sejak berangkat dari Kediri menuju lokasi pemilihan ketua umum Kusyanto harus merogoh kocek sendiri. Dia juga menyebut sebagian uang tersebut untuk makan dirinya dan delegasi dari Kabupaten Kediri.

Sayang, Kusyanto menolak menjelaskan lebih jauh soal uang itu. Berkali-kali dia mengatakan uang itu sangat kecil dan harus dibagi dengan orang lain yang mencapai 20 orang. “Bukan uang besar dan tak terkait pemilihan ketua,” ucapnya.

Sekretaris DPC Demokrat Kota Kediri Yudi Ayub Khan memiliki versi lain soal duit itu. Meski tak ikut berangkat ke Bandung, Yudi mengaku mendengar kabar bagi-bagi duit itu dari Anas. Menurutnya, para delegasi langsung dijemput oleh tim sukses calon begitu tiba di hotel. “Mereka diculik untuk dikondisikan mendukung siapa,” katanya.

Yudi sendiri tak bisa bercerita cukup banyak soal uang itu. Sebab, saat kongres, DPC Kota Kediri hanya mengirimkan Ketua DPC Yudi Prahoro yang kini sudah diberhentikan dari partai. Hingga usai penyelenggaraan kongres, Yudi Prahoro tak pernah bercerita soal uang itu kepada pengurus lainnya.

Read more...

Sunday, July 31, 2011

Jelang Puasa, Kain Sarung dari Kediri Kebanjiran Pembeli

0 comments
Menjelang pelaksanaan ibadah puasa, para pengusaha kerajinan kain sarung di Kediri, Jawa Timur kebanjiran pembeli. Peningkatan pembelian mencapai 20 persen.

“Jika biasanya hanya 625 potong per bulan, sejak awal Juli ini menjadi 800 potong,” kata Siti Rokhayah, salah seorang pengusaha di Kelurahan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Sabtu, 30 Juli 2011.

Selain dari wilayah Kediri dan sekitarnya, para pembeli juga berasal dari Surabaya, Bandung, Palembang, Jakarta, dan Kalimantan. Tak sedikit dari pembeli itu yang menjualnya kembali kepada konsumen karena kwalitas kain sarung tenun dari Kediri cukup bagus.

Meski mengalami peningkatan permintaan, para pengusaha tidak menaikkan harga jual. Sebab sebelumnya harga telah naik akibat melonjaknya harga kapas dunia.

Untuk kain berjenis misrir dijual dengan harga Rp 125 ribu per potong, semi sutra Rp 195 ribu per potong, dan sarung goyor seharga Rp 140 ribu per potong. “Di kelurahan Bandar Kidul, ada 15 perajin yang melayani pesanan sarung dan kain,” ujar Siti.

Soewito, 46 tahun, warga Kelurahan Sukorame, Kecamatan Mojoroto, Kediri, yang tampak membeli beberapa lembar kain sarung di tempat itu mengaku menyediakan dana khusus untuk berbelanja sarung. Selain dipergunakan sendiri, sarung-sarung itu juga akan dibagikan kepada keluarga. “Saya sisakan satu yang bagus untuk solat udul fitri nanti,” ucapnya.

Read more...

Tuesday, July 26, 2011

Salesman Tewas di Lokalisasi Kediri

0 comments
Petugas Kepolisian Sektor (Polsek) Kota, Kediri, Jawa Timur, masih melakukan penyelidikan kasus temuan mayat di dalam wisma salah satu eks-lokalisasi Semampir. "Kami masih lakukan penyelidikan kasus itu. Kami belum bisa pastikan penyebab kematian korban," kata Kepala Unit Satuan Reserse dan Kriminal Polsek Kota, AKP Sucipto di Kediri, Senin.

Ia mengatakan, jenazah korban saat ini masih diperiksa dan diotopsi di Rumah Sakit Bhayangkara, Kediri, untuk memastikan penyebab kematiannya.

Korban seorang lelaki ditemukan tewas di dalam salah satu wisma eks lokalisasi Semampir. Pria itu belakangan diketahui bernama Aeurelius Say (37) warga perumahan Griyatama, Desa Jongbiru, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri.

Pria yang bekerja sebagai sales ini diketahui tewas saat bersama dengan Ren (27), seorang penghuni lokalisasi.

Ren, yang ditemui di lokalisasi mengaku kaget dengan kejadian itu. Ia tidak menyangka jika tamunya meninggal dunia. Padahal, ia dengan tamunya itu hanya berbincang-bincang.

"Saya hanya berbincang dengannya di dalam kamar. Tahu-tahu, ia langsung jatuh tergeletak di atas ranjang. Karena takut, saya minta tolong warga lainnya," kata Ren.

Ren juga mengaku, sebelum janjian dengannya, ia tidak melihat pelanggannya itu mengonsumsi minuman penambah stamina, hingga ia tidak tahu penyebab tewasnya orang itu.

Kejadian tewasnya pelanggan di dalam kamar salah satu wisma itu membuat penghuni eks-lokalisasi gempar. Mereka segera malaporkan kejadian ini ke kantor polisi. Petugas yang datang juga langsung mengevakuasi tubuh korban.

Polisi tidak menemukan benda-benda yang diduga menjadi penyebab kematian, seperti obat kuat. Polisi hanya mengamankan satu unit sepeda motor merek Honda yang digunakan korban.

Read more...

Monday, July 18, 2011

Rekor Tahu Terpanjang Pecah di Kediri

0 comments
Kota Kediri, Jawa Timur mencatat sejarah dengan memecahkan rekor tahu terpanjang, Minggu (17/7/2011) petang. Rekor ini memecahkan rekor sebelumnya yang tercipta di Semarang pada tahun 2008 silam.

Deretan tahu yang ditata memanjang searah jalur jalan Basuki Rahmat, depan kantor Balaikota Kediri itu, diperiksa dan diukur langsung oleh utusan museum rekor dunia Indonesia.

Hasilnya, deretan makanan yang berbahan dasar kedelai itu mencapai panjang 111 meter lebih 3 centimeter, lebar 60 centimeter serta tinggi 6 centimeter. Rekor ini mematahkan rekor yang pecah di Semarang pada tahun 2008 dengan panjang 102 meter lebih 5 centimeter.

"Rekor tahu terpanjang di Kota Kediri ini terdaftar sebagai rekor MURI ke-5005," kata Desi Dianistia, Deputi Manager Muri.

Tahu-tahu itu, berasal dari para pengusaha tahu yang ada di Kediri. Setiap pengusaha berpartisipasi sesuai kemampuan masing-masing dan jumlah yang terkumpul mencapai 23.350 buah serta menghabiskan 2,5 ton kedelai.

"Tadi saya bawa 1.500 buah," kata Miyanto, salah satu pengusaha tahu takwa yang turut berpartisipasi.

Kegiatan tersebut merupakan rangkaian acara "Kediri in a Week" yang diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan,Pertambangan, Mineral dan Energi Pemkot Kediri dalam rangka menyambut hari jadi Kota Kediri ke 1132. Selain pemecahan rekor tahu terpanjang, juga digelar festival jalan Doho yang berisi pameran aneka makanan maupun produk usaha kecil menengah.

"Kegiatan ini digelar karena tidak ada yang namanya alergi karena tahu, yang ada malah bergizi. Selain itu selama ini Kota Kediri khas dengan tahu," kata Walikota Kediri, Samsul Azhar saat dikonfirmasi mengapa harus rekor tahu yang dipecahkan.

Sumber : kompas.com
Read more...

Thursday, July 14, 2011

Kediri Kontra Sidoarjo Ricuh

0 comments
Belum resmi dibuka, namun gelaran Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) edisi ketiga Jawa Timur sudah tercoreng. Hal itu disebabkan oleh kericuhan yang terjadi pada laga Kota Kediri kontra Sidoarjo, di cabang olahraga (cabor) sepakbola.

Duel dua tim yang berlangsung di Stadion Brawijaya, Rabu (13/7) ini berlangsung panas. Bahkan, para pemain kedua tim yang tergabung di Grup A ini sempat menyerang wasit Rahmad Tri asal Malang. Tak hanya menyerang sosok pengadil di lapangan, para pemain juga terlibat aksi saling pukul.

Kericuhan terjadi pada babak kedua. Bermula dari pemain Sidoarjo, Yusuf Maulana, yang melakukan pelanggaran terhadap Rudi Jogaga (pemain Kota Kediri) pada menit 86. Karena tidak terima, Rudi balik menyerang yang diikuti oleh kawan-kawannya. Kedua kesebelasan lantas terlibat saling dorong dan saling pukul.

Situasi semakin memanas saat official tim Sidoarjo masuk ke tengah lapangan untuk membela anak asuhnya. Namun, petugas keamanan dan kepolisian setempat dengan sigap langsung melerai aksi tersebut. Meski begitu, akibat tawuran tersebut pertandingan sempat terhenti selama sepuluh menit.

Kericuhan kembali pecah setelah wasit meniup peluit panjang, tanda pertandingan berakhir. Tanpa disangka, para pemain Sidoarjo langsung mengejar dan menyerang wasit. Walhasil, petugas keamanan yang berjaga di pinggir lapangan langsung mengevakuasi wasit dari serangan para pemain Sidoarjo.

Pertandingan sendiri berakhir dengan skor 2-1 untuk kemenangan tuan rumah, Kota Kediri. Dalam laga ini wasit mengeluarkan tiga kartu merah, dua diberikan kepada tim Kota Kediri dan satu lainnya untuk tim Sidoarjo. Atas kemenangan ini, kesebelasan Kota Kediri menjadi juara grup A dengan torehan enam poin dan memastikan lolos ke babak selanjutnya.

Sumber : sportjatim
Read more...

Calon Sekkota Kediri Terjerat Kasus Korupsi

0 comments
Calon Sekretaris Kota (Sekkota) Kediri Haryono diperiksa petugas Unit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Polres Kediri Kota. Kepala Inspektorat Kota Kediri itu dimintai keterangan terkait dengan skandal kasus penerimaan 231 Pegawai Tidak Tetap (PPT) illegal oleh Dinas Pendidikan (Disdik) setempat pada tahun 2009 lalu.

Kasubbag Humas Polres Kediri Kota AKP Surono mengatakan, Hariyono diperiksa sebagai saksi, karena dianggap memiliki wewenang dalam mengawasi proses penerimaan PTT. "Dia memiliki tugas sebagai kontrol. Oleh sebab itu, kita mintai keterangan," kata AKP Surono kepada beritajatim.com, Rabu (13/7/2011).

Selain Haryono, polisi juga memeriksa Kabag Hukum Pemkot Kediri Arif. Seperti halnya Haryono, Arif dianggap mengerti aturan hukum dalam proses penerimaan PTT bermasalah itu. Keduanya menjalani pemeriksaan sekitar tiga jam yakni, mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB.

Haryono membenarkan pemeriksaan tersebut. Menurut pria yang namanya diajukan oleh Walikota Kediri Samsul Ashar bersama Plt Sekkota Agus Wahyudi, dan Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Kadisbudparpora) Muhaimin ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur, untuk dilakukan fit and propertise menempati jabatan Sekkota Kediri itu, ada sekitar 20 poin pertanyaan yang diberikan oleh penyidik seputar rekrutmen PTT. Namun, dirinya enggan untuk membeberkannya.

"Saya kira, lebih baik no coment. Saya sebagai inspektorat, tidak berhak untuk menjawabnya," ujar Haryono melalui telepon seluler. Dirinya menyarankan agar bertanya langsung kepada kepolisian atau pejabat Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri yang memiliki kewenangan untuk memberikan konfirmasi.

Terpisah, Kabag Humas Pemkot Kediri Hariadi mengaku, pihaknya akan tetap mengikuti ketentuan hukum yang berlaku. "Kita ikuti saja aturan hukum yang berlaku. Kita juga akan menelaah," terang Hariadi.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Polres Kediri Kota sudah menerbitkan laporan model A terkait skandal kasus penerimaan PTT tahun 2009 tersebut. Bahkan, kepolsian dapat dipastikan bakal segera menetapkan Edy Purnomo, Asisten Administrasi Umum menjadi tersangka.

Mantan Kadisdik itu dianggap sebagai pihak yang paling bertanggung jawab terhadap dugaan terjadinya gratifikasi, sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 12 UU RI No. 20 tahun 2001, tentang perbaikan UU RI No. 39 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Edy Purnomo diduga sudah menerbitkan surat tugas dan sejumlah surat perjanjian kerja borongan ke-231 PTT yang ditugaskan di Lingkungan Disdik Kota Kediri. Para tenaga pendukung teknis tersebut kemudian disalurkan ke UPTD masing-masing, dan dipekerjakan di sejumlah sekolah sejak 10 Juni 2010, tanpa mendapat gaji sepeser pun.

Kasus tersebut melibatkan sejumlah anggota DPRD setempat. Ada tujuh oknum dewan yang namanya ikut terseret. Sebab, mereka lah yang meminta Edy Purnomo menerbitkan surat tugas tersebut. Masing-masing berinisial, HD, MH, SH, AD, NR, NI, dan SR.

Sumber : beritajatim
Read more...

Monday, July 4, 2011

Wakil Walikota Kediri Minta RSBI Dievaluasi

0 comments
Program Nasional tentang Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) sudah dijalankan Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Pendidikan (Disdik) setempat selama kurang lebih empat tahun. Tetapi, dalam prosesnya justru terjadi pungutan-pungutan dengan kedok sumbangan yang membebani anggaran. Oleh karena itu, program RSBI di Kota Kediri perlu dievaluasi.

Demikian disampaikan oleh Wakil Walikota Kediri Abdullah Abubakar. Pihaknya meminta agar Disdik meneliti ulang dan memprosentasi penganggaran atas keberadaan RSBI, yang dirasa telah membenani anggaran sekolah reguler serta “melegalkan” pungutan dalam jumlah besar kepada wali murid.

Seperti yang terjadi di SMA Negeri 2 Kediri, nilai sumbangan RSBI mencapai Rp 25 juta. Abdullah menegaskan, jika praktik-praktik pungutan terus dilegalkan, maka menimbulkan kesan bahwa RSBI hanyalah sekolah untuk anak-anak dari orang yang kaya.

Sementara masyarakat dari kalangan ekonomi lemah tidak bisa mengenyam pendidikan di sekolah berkualitas. “Saya sangat tidak setuju adanya RSBI, kerena menimbulkan masalah baru bagi dunia pendidikan,” kata Abdullah Abu Bakar, Sabtu (2/7/11) kemarin.

Masih kata Abdullah, sejumlah orang tua wali murid yang menyekolahkan anaknya di RSB merasa terpaksa dengan beban biaya yang tinggi. Sehingga harus ditata ulang.

Pengelolaan RSBI terkesan semakin liar menerapkan pungutan kepada walimurid. Desakan sama datang datang dari Dewan Pendidikan setempat. DP akan segera melakukan hearing bersama Disdik dan sekolah RSBI untuk membahas masalah sumbangan-sumbangan yang dianggap melewati batas kepatutan tersebut

Read more...

Saturday, June 18, 2011

Kesurupan Massal di Kampung Inggris

0 comments
Kesurupan massal terjadi di perkampungan Inggris di Desa Mangunrejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menimpa para peserta kursus bahasa Inggris, Jumat (17/6) malam.

Kepala Urusan Pemerintahan Desa Mangunrejo, Supriantoro, mengemukakan kejadian itu menimpa para peserta kursus yang ikut program liburan di tempat kursus milik Nursalim sekitar pukul 20.00 WIB. "Awalnya hanya satu anak yang jatuh, lalu menjerit-jerit dengan keras, kemudian merembet ke teman-temannya lainnya sekitar 30 anak," katanya.

Kampung Inggris di Kediri ini adalah suatu kawasan/kampung yg warganya kebanyakan berbahasa Inggris, dan banyak berdiri tempat kursus yang kesehariannya para siswanya berbahasa Inggris. Kampung Inggris ini pada setiap masa liburan sekolah umum dijadikan tempat kursus singkat bagi para pelajar setingkat SD, SMP dan SMA.

Suprianto mengatakan, kejadian itu membuat resah para siswa yang rata-rata anak setingkat SMP itu. Mereka ikut-ikutan histeris sehingga kelas menjadi tidak terkendali. "Banyak anak-anak yang menangis ketakutan melihat kejadian itu. Karena

khawatir semakin banyak yang kesurupan, akhirnya dibawa ke rumah Pak Carik (Sekretaris Desa Mangunrejo)," katanya.

Suprianto mengatakan, kejadian itu langsung dilaporkan ke perangkat desa oleh pemilik tempat kursus. Seluruh perangkat, termasuk Babinsa dan polisi juga langsung ke lokasi kejadian. Pihaknya juga langsung meminta bantuan seorang kiai setempat untuk membantu memulihkan kondisi para siswa yang kesurupan itu.

Upaya itu membuahkan hasil, para peserta kursus itu kembali sadar. Bahkan, dua orang peserta yang paling parah, Olik dan Erli, akhirnya kembali sadar setelah sebelumnya sempat menjerit-jerit histeris, sehingga tidak sampai ada yang dibawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.

Ia menduga, para peserta kursus itu terlalu kelelahan, hingga pikiran mereka kosong saat menerima pelajaran. Kondisi itu membuat mereka tidak konsentrasi hingga kejadian itu menimpa mereka. "Mungkin karena lelah saja. Kalau liburan seperti ini mereka sengaja ikut kursus singkat, dan terlalu banyak pelajaran yang diterima," ucapnya.

Ia juga sudah meminta agar anak-anak istirahat terlebih dahulu untuk memulihkan kondisinya. Ia juga berharap, jika besok kondisi mereka belum pulih, diminta untuk tidak masuk kursus dulu, karena dikhawatirkan kejadian serupa terjadi lagi.

Sementara itu, Sekretaris Desa Mangunrejo, Supriadi mengatakan kondisi anak-anak saat ini sudah lebih baik. Mereka sudah istirahat di rumah milik Nursalim, tempat kursus yang juga digunakan untuk tempat tinggal anak-anak. "Mereka sudah istirahat. Sudah lebih baik saat ini," ucapnya.

Read more...

Sunday, June 12, 2011

Nyalo CPNS, Sekretaris Diskominfo Kabupaten Kediri Dijebloskan Penjara

0 comments
Terlibat kasus perekrutan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), Kuncoro ( 45) sekretaris Diskominfo Pemkab Kediri warga Desa Bogem, Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri, dijebloskan penjara, Minggu (12/6/11).

Kuncoro ditangkap di rumahnya setelah oleh tim buru sergap Satreskrim Polres Kediri, setelah sempat menjadi buron beberapa hari. "Yang bersangkutan masih kita periksa guna pengembangan kasusnya," jelas Kasat Reskrim Polres Kediri AKP I Wayan Winaya kepada detiksurabaya.com, Minggu ( 12/6/2011).

Korban pertama yang melaporkan kasus percaloan ini adalah Jumiran (50) warga Desa Sambirejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Jumiran dalam laporanya mengaku sudah setor uang Rp 83 juta pada pelaku dengan iming-iming anaknya akan dibantu untuk bisa menjadi kepala dusun di desanya.

Pegawai negeri golongan IV a ini juga dilaporkan oleh Firman ( 40) warga Desa Brenggolo, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri. Firma mengaku dijanjikan bisa masuk pegawai negeri sipil Kabupaten Kediri dengan imbalan harus membayar Rp 27 juta.

"Masih banyak korban lain untuk kasus CPNS yang belum lapor. Kami berharap masyarakat yang merasa menjadi korban agar segera laporan dengan membawa bukti kwitansi pembayaran," imbuh Wayan.

Masih menurut petugas, dari informasi yang diterima, pelaku yang pernah menjabat Kepala Kantor Arsip Pemerintah Kabupaten Kediri ini juga menjadi buronan Polres Kediri Kota dalam kasus yang sama.

"Kami masih menyelidiki adanya pihak lain yang ikut terlibat," pungkas Wayan. Ditempat terpisah, pelaku mengaku hanya bisa pasrah atas kasus yang menimpanya.

Sebelumnya, seperti yang pernah diberitakan, Kuncoro juga dilaporkan Bidan Erna warga banyakan ke Polres Kediri Kota. Erna tertipu kucoro uang sebesar Rp 30 juta.

Sumber : detik.com
Read more...

Thursday, June 9, 2011

Anak Pejabat Dijatah Sekolah Favorit

0 comments
Enak betul jadi anak seorang pejabat. Di saat anak-anak biasa antre berdesak-desakan bersama orangtuanya untuk berburu sekolah baru, mereka justru bakal mendapat jatah masuk sekolah unggulan.

Kebijakan dari Dinas Pendidikan tersebut rencananya diberlakukan di Kota Kediri mulai tahun ajaran 2011 ini. Setiap pejabat anggota musyawarah pimpinan daerah (muspida), seperti pejabat kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan, termasuk juga pejabat pemerintah daerah dan anggota DPRD, akan mendapatkan jatah kursi di sekolah favorit.

Sekretaris Dewan Pendidikan Kota Kediri, Samsul Umam menjelaskan, jatah kursi di sekolah favorit tersebut akan difasilitasi lewat jalur penerimaan siswa baru (PSB) lewat jalur mandiri. Rencana pembukaan jalur tersebut telah dibahas dalam rapat gabungan di Kantor Pemkot Kediri, Senin (6/6) lalu.

Dalam rapat yang dihadiri pejabat terkait, serta sejumlah anggota Komisi C DPRD Kota Kediri itu, muncul usulan adanya PSB jalur mandiri untuk mengakomodasi anak pejabat muspida dan anggota dewan. Rencananya, kebijakan itu diatur dalam peraturan wali kota (perwali) di mana semua sekolah wajib melaksanakan.

Hanya saja, dalam pembahasan tersebut, rapat menemui jalan buntu karena belum menemukan payung hukumnya. “Karena tidak ada payung hukumnya, Dewan Pendidikan tidak menyetujuinya,” ujar Samsul, Selasa (7/6).

Ditegaskannya, jika PSB jalur mandiri tetap dipaksakan untuk diberlakukan dalam Perwali Kediri dikhawatirkan bakal rawan terjadi penyimpangan. “Oleh karena itu, Dewan Pendidikan Kota Kediri memberikan rekomendasi kepada Dinas Pendidikan bahwa PSB jalur mandiri itu tidak memiliki payung hukum. Kami akan mengawal pelaksanaan penerimaan siswa baru tahun ini supaya tidak terjadi penyimpangan,” katanya.

Sebelumnya, saat berbicara kepada wartawan, Kabag Humas Pemkot Kediri, Tri Krisminarko menyatakan bahwa setiap pejabat anggota muspida bakal mendapat jatah kursi di sekolah favorit lewat jalur mandiri. “Ini untuk menghormati dan menjaga hubungan baik saja,” kata Tri seperti dikutip situs tempointeraktif.com.

Disebutkan, saat ini mekanisme tentang penerimaan siswa baru (PSB) tersebut masih berupa draf yang akan disahkan menjadi Peraturan Wali Kota. Di dalam draf itu, muncul beberapa usulan pembagian kuota penerimaan siswa baru.

Misalnya, untuk kuota siswa baru dari Kota Kediri adalah 80 persen dan dari luar kota 20 persen. Dari jumlah 80 persen itu, pendaftar dibagi lagi menjadi jalur mandiri yang diperuntukkan anak pejabat sebesar 10 persen, keluarga miskin sebesar 20 persen, kemitraan 10 persen, dan sisanya peserta umum (reguler).

Tri menjelaskan, seluruh mekanisme penerimaan anak pejabat itu akan dilakukan masing-masing sekolah. Kepala sekolah diberi kewenangan melakukan tes sendiri tanpa dikoordinasi Dinas Pendidikan, meski pada akhirnya tetap diberi kewajiban menampung mereka.

Meski masih berupa draf, rencana pemberlakuan jalur mandiri ini mendapat kritik dari beberapa kalangan. Salah satu wakil kepala sekolah (wakasek) sebuah SMAN di Kediri yang tak mau disebut namanya, menilai pembukaan jalur mandiri dalam PSB tahun ini rawan bermasalah.

Ia khawatir, pihak sekolah bakal mendapatkan banyak gugatan dari masyarakat karena berpotensi terjadi kolusi dan permainan. Selain itu, belum tentu siswa yang dititipkan nanti merupakan anak pejabat atau anak anggota dewan. Bisa jadi, jatah untuk pejabat dan anggota dewan itu dialihkan untuk orang lain dengan imbalan tertentu.

“Kalau ada keluhan dari masyarakat, sekolah yang bakal repot menjelaskan. Apalagi PSB tahun ini memakai nilai ujian nasional murni, sehingga nilai siswa yang diterima akan termonitor,” paparnya.

Dikatakan, setiap tahun ajaran baru, sekolahnya banyak mendapat ‘titipan’ dari kalangan pejabat dan anggota dewan yang ingin memasukkan keluarganya. Kalau yang dipakai acuan adalah nilai ujian nasional, pihaknya bakal kesulitan mengatur dengan perwali itu.

Ni Made Susilowati, anggota DPRD Kota Kediri menilai wajar-wajar saja adanya usulan PSB jalur mandiri. Karena bagi pejabat tentu ada keinginan agar anaknya bersekolah negeri di tempat orangtuanya bekerja. “Saya setuju saja ada jalur mandiri asal nilainya tidak jelek-jelek amat,” ungkapnya.

Namun, Made mengusulkan cakupan jalur mandiri tidak hanya untuk anak pejabat, tapi diperluas untuk siswa dari keluarga miskin yang tidak berprestasi. “Kalau siswa miskin dan tidak berprestasi masuk sekolah swasta biayanya tentu tambah banyak. Bisa-bisa anaknya malah tidak masuk sekolah,” ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Drs Wachid Anshori saat dikonfirmasi Surya menyatakan, rencana pembukaan PSB jalur mandiri masih sekadar usulan dalam draf perwali. “Kami masih menelaah dasar hukumnya memungkinkan apa tidak,” katanya.

Dari kajian yang telah dilakukan, sebut Wachid, PSB jalur mandiri saat ini belum memiliki payung hukum. Ini berbeda dengan jalur kemitraan (anak guru dan pegawai sekolah) dan kuota bagi siswa miskin jelas ada dalam UU Sisdiknas.

“Kami masih mengkajinya, jika memang tidak ada payung hukumnya, tidak akan dilaksanakan,” tambahnya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Harun menyayangkan jika ada rencana anak pejabat di Kota Kediri diberlakukan istimewa dalam penerimaan siswa baru di kota setempat. Harun akan meminta penjelasan langsung kepada Dinas Pendidikan Kota Kediri terkait kebijakan ini.

“Tentu kalau siswa khusus anak pejabat dan anggota Dewan itu benar-benar diberlakukan, itu kurang tepat. Penerimaan siswa di satu sekolah semestinya didasarkan pada kemampuan dan nilai siswa,” ucap Harun.

Setidaknya itu yang berlaku secara umum dan sesuai aturan. Beberapa sekolah yang dianggap favorit oleh masyarakat akan memberikan kriteria penerimaan siswa barunya berdasarkan nilai atau prestasi siswa. Selain itu, ada juga yang memberlakukan tes masuk bagi siswa baru.

Diterima dan tidaknya calon siswa di sekolah tertentu, kata Harun, bukan didasarkan pada pangkat atau kedudukan sosial orangtua. Meski anak orang biasa, bahkan miskin sekalipun jika nilai atau hasil tesnya memenuhi kualifikasi berhak diterima di sekolah tersebut maka harus diterima. “Sebaiknya sesuai norma pendidikan. Jangan ada perbedaan perlakuan dalam pendidikan,” lanjut Harun.

Kritikan serupa juga disampaikan Ketua Dewan Pendidikan Jatim, Zainudin Maliki. Pria ini kaget lantaran Selasa pagi kemarin, Wali Kota Kediri Samsul Ashar menerima nominator penghargaan pendidikan Widya Karya Anugerah di Graha ITS.

Pria yang akrab disapa Cak Din ini mendesak agar rencana tersebut dibatalkan. “Ini aturan yang elitis. Harus ditinjau ulang,” tegasnya.

Kalau benar bahwa ada perlakuan istimewa bagi anak pejabat dan anggota Dewan itu artinya pemerintah setempat telah memberikan perlakukan istimewa bagi kalangan elite. Ini bisa masuk dalam kategori diskriminasi pendidikan.

“Itu jelas kebijakan yang tidak prorakyat. Seharusnya yang mendapat perlakukan istimewa dalam pendidikan bukan dari kalangan elitis pejabat. Siswa miskin dari keluarga tidak mampu-lah yang perlu diberi keistimewaan,” kata Cak Din.

Ia berharap, penerimaan peserta didik baru di Kota Kediri kelak benar-benar didasarkan pada ketentuan yang fair dan adil. Penerimaan siswa baru harus disesuaikan dengan kuota atau pagu yang ada di sekolah tersebut. “Tidak pada tempatnya membuat aturan yang menguntungkan pihak tertentu dalam pendidikan,” tandasnya.

Sumber : Surya
Read more...

Saturday, June 4, 2011

Menakertrans Janji Hapus Outsourcing

0 comments
Keinginan serikat pekerja agar sistem outsourcing dihapus mendapat respons dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar. Dia sepakat sistem yang dianggap merugikan pekerja itu untuk dihapuskan.

Hal itu ditegaskannya di sela-sela kunjungan kerja di pabrik PT Gudang Garam (GG), kemarin. "Sistem outsourcing akan dihilangkan," tegas lelaki yang juga ketua umum DPP PKB ini.

Cak Imin -panggilan akrab Muhaimin- mengatakan bahwa sistem outsourcing merugikan pekerja. Nasib mereka menjadi tidak jelas. Jika kontrak sudah habis, pengusaha bisa memutuskan hubungan kerjanya begitu saja.

Namun, lanjut Muhaimin, di sisi lain pengusaha sebenarnya juga merasa terbebani dengan adanya sistem tersebut. Mereka dicap negatif karena hanya mengeksploitasi pekerja. "Mereka tidak ingin mendapat cap demikian," lanjutnya.

Untuk itu, Cak Imin berjanji akan mencarikan win-win solution dalam masalah ini. Celahnya lewat revisi Undang-Undang No 13/2003 tentang Ketenagakerjaan yang pembahasannya dilaksanakan tahun ini. Dia meminta masukan dari serikat pekerja di seluruh Indonesia. Harapannya, undang-undang yang baru nanti lebih baik dan akomodatif terhadap kepentingan pekerja maupun pengusaha. "Kami harap revisi dilakukan secara komprehensif," katanya.

Lebih jauh, Muhaimin juga meminta agar semua tenaga kerja minimal harus masuk jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek). Tujuannya, agar kesejahteraan maupun keselamatan kerja mereka terjamin. "Jam kerja juga harus terukur," tambahnya.

Sumber : JPPN
Read more...

Tuesday, May 31, 2011

Cangkruk di Kafe, 30 Pelajar SMA Dirazia

0 comments
Sebanyak 30 pelajar dari berbagai sekolah enengah atas (SMA) di Kediri yang disuga membolos pada jam pelajaran, terjaring razia Satpol PP Kota Kediri, Senin (30/5). Para pelajar yang masih berseragam ini terjaring saat cangkruk di sejumlah warung kafe di bantaran Sungai Brantas Kota Kediri.

Setiap harinya, muulai pukul 09.00, warung dan kafe di pinggir Sungai Brantas, khususnya belahan barat, selalu ramai oleh para pelajar. Maklum, tampat semilir dan sajian menu kafenya sesuai dengan selera para remaja. Sehingga, tempat tersebut banyak dikunjungi pelajar atau remaja untuk bersantai. Operasi memang sudah berulang kali dilakukan namun para pelajar juga tetap berkunjung.

Menurut Kasi Trantib Satpol PP Kota Kediri, Djati Utomo, mengatakan bahwa kafe di bantaran Sungai Brantas itu selalu menjadi tempat mangkal anak-anak muda, tidak terkecuali pelajar. “Bayangakan, mereka masih mengenakan seragam sekolah tapi sudah cangkruk di warung. Rasanya kok kurang enak dipandang. Karena itu, razia kami lakukan,” kata Djati.
Para remaja yang sebelumnya terlihat santai, sambil menikmati hidangan bersama temannya, tiba-tiba dikejutkan oleh datangnya petugas Satpol PP. Melihat gelagat yang kurang enak, sejumlah pelajar mencoba meloloskan diri. Namun petugas yang bersiap-siap berhasil menghadangnya.  Mereka yang meloloskan diri dan sepeda motornya ditinggal, diancam akan diserahkan motornya ke polisi. Saat itu juga pemilik kendaraan datang.
Setelah terkumpul sekitar 30 remaja, dan di antara mereka yang berpasangan, langsung digiring ke Kantor Satpol PP untuk dibina dan membuat surat pernyataan. Mereka juga didata. "Kami akan kirimkan data mereka ke sekolah masing-masing. Kami berharap ini mampu memberi efek jera kepada para siswa agar tidak mengulangi cangkruk pada jam sekolah,” kata dia.

Salah satu pelajar SMAN, Lel, tidak mengira kalau kena razia. Cangruk di bantaran Sungai Brantas juga tidak sering. “Setelah mengambil tugas dari sekolah, kami ingin berjalan-jalan dan kemudian bersantai sejenak. Saya mampir ke kafe, karana juga menemui teman,”katanya.

Read more...

Saturday, May 28, 2011

GOR Jayabaya Sisakan Tunggakan Rp 10 M

0 comments
Gelanggang Olahraga (GOR) Jayabaya Kediri senilai Rp 110 milliar yang dibangun secara multy years selama tiga tahun (2007-2010) ternyata masih menyisakan persoalan.

Megaproyek megah di Kelurahan Banjarmlati, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri itu tidak kunjung dilonching karena masih menanggung tunggakan hingga Rp 10 milliar.

Sehingga, PT.Global Daya Manunggal sebagai rekanan infrastruktur menggugat Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri ke Pengadilan Negeri Kediri. Sementara, PT Triple S, rekanan prasaran memilih menyurati Pemkot Kediri.

Direktur PT Triple S Kediri Sony Sandra mengatakan, tunggakan yang belum terbayarkan oleh Pemkot Kediri kepadanya sebsar Rp 3-4 milliar. Sedangkan kepada PT. Global Daya Manunggal sekitar Rp 6 milliar.

Tunggakan sebesar Rp 10 milliar itu terjadi karena adanya penyesuaian satuan harga barang. Padahal, klausul kontrak kerja dengan renakan penyesuaian harga itu sudah termaktub di dalamnya.

"Masalahnya, Pemkot Kediri baru sekali melaksanakan proyek multy years. Sehingga, mereka masih kesulitan mengenai payung hukumnya. Saat ini masih dievaluasi," kata Sony Sandra kepada beritajatim.com, Jumat (27/5/2011).

Pria yang juga menjadi Manajer Persedikab Kediri itu menambahkan, sembari menunggu balasan surat dari Pemkot Kediri, pihaknya sedang melakukan konsultasi dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk melakukan langkah selanjutnya.

Dari nilai total proyek sebesar Rp 110 milliar, Sony mengaku, pihaknya hanya mengejarkan sekitar Rp 40 milliar. Selebihnya Rp 70 milliar dikerjakan oleh PT. Global Daya Manunggal. Sony berharap Pemkot Kediri segera menyelesaikan tunggakan tersebut.

Terpisah, Anggota Komisi C DPRD Kota Kediri Yudi Ayubchan mengatakan, penyesuaian satuan harga sah-sah saja karena diatur dalam peraturan. Namun, Pemkot Kediri harus mengevaluasinya dengan melihat Satuan Pokok Kegiatan (SPK) nya.

"Kalau pun terjadi seperiti itu, juga perlu dirembuk dulu antara pelaksana dengan Pemkot Kediri. Dari nilai Rp 10 milliar itu paling tidak ada pembicaraan," kata Yudi Ayubchan.

Politisi Partai Demokrat itu menambahkan, pada pengajuan APBD 2011 lalu penganggarakan untuk GOR tidak muncul. Sehingga, kalangan DPRD, khususnya Komisi C yang membidangi masalah Pendidikan dan Pembangunan tidak mengetahui persoalannya.

Berdasarkan aturan main yang ada, Badan Pemberdayaan Daerah (Bapeda) yang berwenang menangani masalah ini. Pengajuan dana itu dapat dibahas dalam Kebijakan Umum Kebijakan Anggaran (KUA) dan Priorita Program Anggaran (PPA), sebelum pengajuan Perubahan Anggaran Keuangan (PAK).

Terpisah, Kepala Bagian Humas Pemkot Kediri Tri Krisminarko melalui telepon selulernya mengaku, belum mengetahui persoalan itu. Dia juga belum tahu surat yang dikirimkan PT. Triple S ke Pemkot Kediri.

"Kami akan segera menanyakan masalah ini ke Dinas Pekerjaan Umum (PU). Mereka yang lebih paham mengenai masalah pembangunan GOR Jayabaya Kediri ini," kata Tri Krisminarko.

Sekedar diketahui GOR Jabayaba Kediri berdiri diatas lahan seluas 19,7 hektare di Kelurahan Banjar Mlati dan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. GOR ini akan segera dipakai untuk menggelar veneu bola voli dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur mulai 15 Juni-22 Juli 2011 mendatang.

Beberapa waktu lalu, Dinas PU melakukan renovasi terhadap mega proyek yang belum diserahkan oleh rekanan ke Pemkot Kediri itu. Angin-angin GOR Jabayaba selalu bocor apabila turun hujan.

Read more...

Tuesday, May 24, 2011

Nasib 329 PTT Ilegal Kota Kediri

0 comments
Dinas Pendidikan Kota Kediri tidak mau bertanggung jawab terhadap nasib 329 Pegawai Tidak Tetap (PTT) yang sedang dipermasalahkan oleh Polres Kediri Kota. Disdik menyerahkan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri.

"Saat saya datang ke disdik, ratusan PTT itu sudah bekerja di sekolah-sekolah. Tidak ada arsip maupun dokumen dari surat tugas mereka. Jadi saya tidak berkewajiban untuk mencabut surat tugas maupun mengupayakan nasib mereka," kata Kepala Disdik Kota Kediri A Wahid Anshory kepada beritajatim.com, Selasa (24/5/2011).

Nasib ke-329 PTT, kata A Wahid Anshory adalah tanggung jawab mantan Plt Kepala Disdik Kota Kediri Edy Purnomo. Sebab, rekrutmen ke-329 PTT itu terjadi semasa kepemimpinan Edy Purnomo, yang kini menjabat sebagai Asisten Walikota Kediri.

Rekrutmen 329 PTT itu, imbuh A Wahid Anshory, dilakukan pada saat dirinya masih menjabat sebagai Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Kediri. Saat itu, dia dititipi tiga orang PTT tanpa alasan yang jelas oleh Edy Purnomo.

"Saya sempat bertanya, kemudian pak Edy menjawab hanya titip. Sebagai bawahan, saya harus menerimanya," imbuh Wahid Anshory, menjelaskan kronologis rekrutmennya.

Wahid menambahkan, saat ini pihaknya tengah menganalisa kebutuhan pegawai di lingkup Disdik. Dengan analisa tersebut, nantinya bakal diketahui jumlah pegawai yang dibutuhkan.

Terpisah, Aris, salah seorang mahasiswa STIKES Bhakti Husada Kediri yang getol mengkritisi masalah skandal PTT Kota Kediri 2009 itu mengatakan, Kepala Disdik Kota Kediri Wahid Anshory tidak boleh lepas tanggung jawab.

"Disdik harus segera mencabut surat tugas yang selama ini sudah beredar. Disdik juga harus segera berkoordinasi dengan lembaga yang berwenang untuk memberikan pernyataan sikap atas nasib korban PTT," kata Aris.

Masih kata Aris, yang ketiga, Disdik harus memberi keterangan yang sesungguhnya terhadap kepolisian agar kasus yang selama ini jadi polemik segera terusut tuntas. Terakhir, adalah memberikan sangsi tegas berupa pemecatan terhadap anggota diknas yang dinyatakan terlibat.

Namun, Asisten Walikota Kediri Edy Purnomo belum berhasil dikonfirmasi. Dalam pernyataan sebelumnya, Edy menyerahkan persoalan itu kepada Pemkot Kediri dan Disdik Kota Kediri. Sebab, saat ini dirinya sudah tidak menjabat sebagai Plt Kadisdik.

Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Forum Eksekutif Mahasiswa (FEM) berunjuk rasa mendesak Polres Kediri Kota segera menuntaskan kasus pengadaan 329 PTT illegal di Disdik Kota Kediri 2009. Aktivis mahasiswa menuding kasus itu 'ngendon' karena polisi tidak segera bergerak.

Polisi diharapkan menerapkan pembuktian terbaik. Sebab, para korban PTT tidak ada yang berani melapor. Mereka mengancam akan melakukan aksi serupa dengan kekuatan yang lebih besar apabila polisi tidak segera menyelesaikan kasus itu dan menetapkan tersangka.

Sementara kalangan DPRD Kota Kediri memiliki wacana untuk merumahkan ke-329 PTT itu. Langkah itu dianggap terbaik. Sebab, status mereka tidak diakui dan bekerja tanpa mendapat gaji. Setelah dirumahkan, disdik dapat melakukan rekrutmen ulang secara legal. Sehingga mereka bisa mengikutinya.

Read more...

Sunday, May 15, 2011

Lowongan Magistra Utama

0 comments
Dicari tenaga instruktur Lulusan S1 Bahasa Inggris / Pendidikan Bahasa Inggris dan instruktur otomotif di Magistra Utama. Info Hub: Rizky di 085649790079 (Segera)
Read more...

Sengketa Gunung Kelud Tunggu Gubernur

0 comments
Pasca letusan, puncak Gunung Kelud telah menebarkan posona wisata alam yang luar biasa. Karena potensi itu juga membuat Pemkab Kediri dan Pemkab Blitar berebut wilayah gunung berapi itu.

Sayangnya, perseteruan pemerintah daerah (Pemda) karena sama-sama mengklaim Gunung Kelud masuk ke wilayahnya sejak 2003 itu, belum kunjung terselesaikan. Kini mereka pun tinggal menunggu keputusan Gubenrnur Jatim.

Mencuatnya persoalan batas wilayah itu terjadi ketika Pemkab Kediri dipimpin Bupati Sutrisno, sedangkan Bupati Blitar dijabat Imam Muhadi. Awalnya Pemkab Blitar mengklaim sebagian wilayah Kelud masuk wilayahnya. Atas klaim itu, Bupati Sutrisno langsung membentuk tim penelusuran, dan hasilnya juga mengklaim sebagain besar Kelud masuk wilayah Kab Kediri.

Data yang dimiliki Pemkab Kediri, antara peta GunungKelud atau peta Belanda yang menunjukkan batas wilayah Kab. Kediri mencakup kawasan puncak Gunung Kelud. Seperti terlihat pada peta “Overzichtskaart Van Regentschap Kediri, Schaal I A 50.000, Vervaadigd Dorde Lerlingen Der Open Ambacht Lergang Te Paree – Juni 1933”. “Peta ini juga yang dijadikan dasar dalam penyelenggaraan batas wilayah daearh,” kata Plt Kabag Humas Pemkab Kediri, Edhi Purwanto SH, Sabtu (14/5).

Sebagaimana ilmu agraria, lanjut Edhi, masalah tanah atau wilayah ini seperti ilmu undur-undur. Artinya harus dicari sejarah atau dokumen yang menyatakan tentang posisi suatu wilayah yang ditarik dalam kurun waktu ke belakang. Termasuk peta dari de Haan tahun 1840 dan peta Overzichtskaart tahun 1933, menunjukkan Gunung Kelud masuk Kab. Kediri.

Dalam peta itu, nama-nama wilayah yang tertera sudah semakin jelas. Seperti penyebutan sejumlah wilayah di sekitar Gunung Kelud, seperti Soemberpetoeng (kini Sumberpetung), Poentjoe (Puncu), dan sebagainya. Sedangkan ejaan Kelud masih menggunakan “Kloet”. Dalam peta itu tampak sangat jelas jika gunung Kelud masuk wilayah Kabupaten Kediri.

Di samping berdasar peta, secara fisik menunjukkan akses jalan menuju kawah kepundan Gunung Kelud hanya ada satu dan hanya dapat ditempuh melalui Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kediri. Pembangunan infrastruktur Gunung Kelud dan sekitarnya dilaksanakan Departemen Pekerjaan Umum melalui Proyek Gunung Kelud. Proyek Gunung Kelud sendiri kantornya juga di Kabupaten Kediri .

Telepas klaim-klaim itu, pasca meletus Pemkab Kediri telah mengembangkan Gunung Kelud menjadi kawasan wisata dengan didukung kemudahan akses jalan menuju puncaknya. Dulunya puncak Kelud ini berupa danau kawah. Pasca letusan akhir 2007, danau kawah ini berubah dengan munculnya anak gunung Kelud berupa kubah lava dengan kepulan asap putih.

Sementara Wakil Bupati Blitar, Rijanto yang sempat berkunjung ke Gunung Kelud, mengatakan, Pemkab Blitar akan berusaha maksimal hingga klaim pemilikan Gunung Kelud jatuh ke tangannya. Untuk memperkuat data dan fakta, Blitar berusaha mengundang ahli topografi untuk meneliti batas wilayah Gunung Kelud.

Jika melihat pada peta Top Dam Tahun 1944, letak geografis Gunung Kelud mayoritas di wilayah Kabupaten Blitar, bukan di Kabupaten Kediri . Karena itu pihaknya melapor ke Gubernur Jawa Timur sekaligus meminta Provinsi sebagai mediator sengketa kepemilikan Gunung Kelud antara Kediri dan Blitar segera terselesaikan. “Diperkirakan sebulan akan selesai. Siapa yang berhak memenangkan batas wilayah itu, tergantung Gubernur. Kita tunggu saja,” jelasnya.

Read more...

Wednesday, May 11, 2011

KERJASAMA

0 comments
maaf halaman ini masih dalam perbaikan
Read more...

CARA PEMESANAN

2 comments
maaf masih dalam perbaikan
Read more...

PROMO

0 comments
Maaf unutk sementara belum ada program promo di bulan ini
Read more...

Tuesday, May 10, 2011

KONTAK

0 comments
Kami selalu siap melayani, baik dari Kediri ataupun dari seluruh Indonesia.

Workshop :
Jl. KH. Hasyim AsyAri I/74 Kota Kediri 64119

Marketing :
Fajar 0857 3017 8883
E-Mail : fadjar29@yahoo.com
Read more...

ID CARD - KTA

0 comments
 Kami menerima pemesanan ID Card - KTA yang bisa di gunakan untuk id anggota, id pegawai, id member, id pelajar dll, dengan harga sangat bersaing tanpa minimum order


Id bahan PVC







Kartu Peserta








kartu pelajar, kartu pegawai, tanda pelajar, tanda pegawai, id pegawai, kartu anggota, id card pvc, kartu osis, pesan kartu anggota, name tag
Read more...

Wednesday, April 27, 2011

Mug Digital

8 comments

Kamu bisa buat gambar mug sesua keinginan kamu, desain suka-suka tanpa minimal order




















pesan mug kediri, bikin mug kediri, mug coating, mug kediri, pusat bikin mug kediri, pusat pesan mug kediri, mug souvenir, mug pernikahan, mug digital, mug cantik, mug foto, mug promosi, mug wisuda, mug hadiah, mug kenangan
Read more...

Saturday, April 23, 2011

Aneka Pin Digital

0 comments
Pengen buat pin untuk kegiatan, tanda peserta, wisuda, promosi, souvenir pernikahan, pacar, dll. kami solusinya. Kami menyediakan berbagai aneka bentuk pin. antara lain :













































pusat pin, pesan pin, bikin pin, pin kediri, pesan pin kediri, pusat pin kediri, pin promosi kediri, pin pernikahan kediri, pin souvenir kediri, souvenir pernikahan, pin wisuda, pin souvenir, pin kediri murah
Read more...

Friday, April 8, 2011

Tentang Kami

1 comments
Selamat datang di Souvenir Kediri. kami merupakan salah satu usaha yang menyediakan berbagai macam souvenir untuk kegiatan, wisuda, pernikahan, promosi, tanda peserta, dll.

Produk kami antara lain : Aneka Pin, Mug, Id Card/KTA

Blog ini masih dalam pembangunan untuk itu silahkan buka blog kami yang lain di http://pinaddict.wordpress.com/

Semoga dapat bekerjasama

Salam,
Souvenir Kediri
Read more...